Tahap
|
Uraian Kegiatan
|
Dokumen
|
1
|
Mendapatkan bukti-bukti yang dapat merubah posisi
keuangan
|
Kwitansi,
tagihan, uang SPP, dsb.
|
2
|
Menentukan
jenis jurnal dan memilih akun-akun yang sesuai.
(agar
nilai yang diinput otomatis dibukukan di Buku Besar dan Buku Besar Pembantu)
|
þ
Jurnal PV untuk pengeluaran kas dan setara kas.
þ
Jurnal RV untuk penerimaan kas dan setara kas.
þ
Jurnal JV untuk transaksi yang tidak menambah atau
mengurangi kas dan setara kas.
|
3
|
(Otomatis)
data terposting ke Buku Besar dan Buku Besar Pembantu
|
Buku Besar
dan Buku Besar Pembantu
|
4
|
Menampilkan
saldo-saldo akun yang telah diinput di Tahap 2.
Kembali ke
Tahap 1 bila laporan keuangan periodik belum akan dibuat.
|
Neraca
Saldo atau Trial Balance
|
5
|
Pembuatan
jurnal untuk menyesuaikan saldo akun-akun per tanggal laporan.
|
Jurnal
penyesuaian
|
Kembali ke
Tahap 4 untuk menampilkan saldo-saldo akun yang telah disesuaikan.
|
Neraca Saldo atau Trial Balance
|
|
6
|
Mencetak
laporan keuangan (memilih fitur-fitur laporan yang disediakan di software
akuntansi)
|
Laporan
Posisi Keuangan (Balance Sheet)
Laporan
Aktivitas
Laporan
Arus Kas
Neraca
Saldo (Trial Balance)
Ledger
Detail
Daftar
Jurnal
|
7
|
Membuat
jurnal penutup untuk menutup saldo-saldo akun dalam rangka pembuatan laporan
akhir tahun
Kembali ke
Tahap 6 untuk pencetakan laporan keuangan
|
Jurnal JV
|
8
|
Membuat
jurnal balik di awal tahun buku untuk mengembalikan saldo yang telah
disesuaikan/ ditutup.
|
Jurnal JV
|
Senin, 13 Juni 2016
Siklus Akuntansi
Siklus akuntansi merupakan urutan pekerjaan dalam
akuntansi, berawal dari transaksi hingga laporan keuangan, dilanjutkan dengan
pembuatan jurnal penutup (closing entry) untuk menutup saldo penerimaan
dan pengeluaran. Hasil akhir dari siklus akuntansi adalah laporan keuangan.
Urutan pekerjaan akuntansi di entitas nirlaba tidak berbeda dengan entitas
laba. Bagan di bawah ini menggambarkan siklus akuntansi:
Dahulu
saat akuntansi masih menggunakan buku, akuntan melakukan perpindahan angka
secara manual dari satu halaman ke halaman berikutnya kemudian posting angka
dari buku besar pembantu ke buku besar. Dengan adanya software akuntansi,
urutan pekerjaan tidak lagi dilakoni oleh para pegawai di bagian keuangan.
Siklus akuntansi yang orang awam tidak mudah memahaminya kini sepertinya tidak
lagi perlu dipelajari. Satu transaksi saja diinput di software akuntansi,
laporan posisi keuangan yang angkanya sudah update dapat langsung di-print.
Bagan Akun Keuangan Sekolah
Perancangan bagan akun
menjadi titik awal desain sistem akuntansi. Manfaat bagan akun adalah sebagai
berikut:
- Laporan keuangan yang kita harapkan dapat tersaji secara sistematik sehingga mudah dianalisis.
- Akun-akun Pendapatan dan Beban dapat diklasifikasi menurut kelompoknya.
- Laporan yang dihasilkan lebih mudah dipahami
oleh pengguna laporan.
Penyusunan bagan akun harus
direncanakan dengan teliti dan mengacu pada standar pelaporan akuntansi serta
ketentuan dan peraturan lain yang dijadikan rujukan dalam akuntansi. Beberapa
hal berikut ini perlu dipertimbangkan pada saat penyusunan bagan akun:
- Bentuk laporan keuangan yang diinginkan oleh PSAK 45, yang mana nama-nama dan pos-pos akun yang disajikan tidak boleh diabaikan. Juga SAK yang berlaku di entitas bisnis dan entitas syariah.
- Struktur organisasi yayasan, yang mana yayasan terdiri dari unit-unit yang masing-masing memiliki pendapatan dan pengeluaran. Juga, peraturan dan kebijakan keuangan yang secara internal disepakati untuk diterapkan di yayasan.
- RKAS untuk mengakomodir penamaan akun-akun penerimaan dan pengeluaran.
- Undang-undang perpajakan dan konsekuensi bagan akun terhadap pembuatan SPT masa dan tahunan. Dalam hal ini, perlu dipisahkan mana pendapatan yang telah dipotong pajak final, pendapatan yang merupakan objek pajak dan bukan objek pajak serta sisa lebih di akhir tahun fiskal.
- Kebutuhan untuk membuat laporan keuangan dengan format khusus untuk pihak ketiga yang memberikan dana terikat, misalnya donatur dan stakeholder tertentu.
- Prinsip-prinsip syariah bila manajemen yayasan beriktikad menjalankan aktivitasnya dengan memperhatikan kesyariahan transaksi. Konsekuensinya, akun-akun pendapatan dan beban yang tidak sesuai syariah harus dipisahkan.
Ditulis oleh: M. Nurul Alim, ME, Ak, CA untuk Idama Institute @ 13062016
Saldo Normal Akun
Saldo normal sangat penting untuk
dipahami, tidak hanya oleh pegawai TU Keuangan, namun juga oleh kepala sekolah,
ketua yayasan dan para pengguna informasi akuntansi lainnya.
Saldo normal merupakan salah satu
dari prinsip pembukuan berpasangan, yaitu debit (Dr) di sisi kiri dan kredit
(Kr) di sisi kanan. Akun dengan saldo normal debit akan bertambah nilainya jika
terjadi transaksi pada sisi debit. Sebaliknya, untuk meningkatkan nilai akun
dengan saldo normal kredit, harus ditambahkan transaksi pada sisi kredit.
Mari melihat kembali persamaan
akuntansi berikut ini:
Aset + Beban = Liabilitas + Aset Neto + Pendapatan
Aset dan Beban berada di sisi
kiri persamaan, maka saldo normalnya adalah debit, artinya nilai keduanya
bertambah bila dibukukan di sisi debit dan akan berkurang bila di sisi kredit.
Liabilitas, Aset Neto dan Pendapatan
berada di sisi kanan maka saldo normal ketiga akun tersebut di sisi kredit,
artinya nilainya bertambah bila dibukukan di sisi kredit dan berkurang bila di
sisi debit.
Perubahan saldo normal dapat
dianalisis dalam tabel berikut ini:
Kode
|
Nama Akun
|
Debit
|
Kredit
|
1000000
|
Aset
|
bertambah
|
berkurang
|
2000000
|
Liabilitas
|
berkurang
|
bertambah
|
3000000
|
Aset Neto
|
berkurang
|
bertambah
|
4000000
|
Pendapatan
|
berkurang
|
bertambah
|
5000000
|
Beban
|
bertambah
|
berkurang
|
Persamaan Akuntansi
Persamaan akuntansi menggambarkan
hubungan antara pos-pos utama dalam laporan keuangan. Seperti dibahas di Bab 1,
pos-pos di Laporan Posisi Keuangan terdiri dari Aset, Liabilitas dan Aset Neto,
dan pos-pos di Laporan Aktivitas terdiri dari Pendapatan dan Beban. Persamaan
akuntansi berikut ini menggambarkan hubungan akun di Laporan Posisi Keuangan,
yaitu:
Aset = Liabilitas + Aset Neto
Di entitas bisnis, Warsono (2011:21)
menambahkan persamaan akuntansi dari perspertif lain, yaitu perspektif sejarah dan perspektif IFRS. Persamaan akuntansi entitas
nirlaba dari ekstensi perspektif sejarah menjadi:
Aset + Beban = Liabilitas + Aset Neto + Pendapatan
Persamaan akuntansi ekstensi
perspektif IFRS adalah:
Aset = Liabilitas + Aset Neto + (Pendapatan – Beban)
Elemen-Elemen Laporan Keuangan
Elemen laporan keuangan entitas nirlaba terdiri dari:
1. Laporan posisi
keuangan
2. Laporan aktivitas
3. Laporan arus kas
untuk satu periode pelaporan
4. Catatan Atas
Laporan Keuangan
Laporan posisi keuangan, disebut juga neraca, menyediakan informasi
mengenai aset, liabilitas dan aset neto serta informasi mengenai hubungan di
antara unsur-unsur tersebut di waktu tertentu[1]. Hubungan antara ketiga unsur tersebut bila dianalisis
dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
a. Aset yang
dimiliki yayasan bersumber dari liabilitas dan aset neto.
b. Bila liabilitas
lebih besar dari aset neto berarti aset yayasan lebih banyak didanai dari
hutang dari pada saldo hasil usaha sendiri.
Bila aset neto lebih besar dari liabilitas berarti saldo usaha
yayasan masih ada sisa setelah menutupi liabitas bila yayasan dibubarkan.
Laporan Aktivitas
Laporan aktivitas
menyajikan pendapatan sebagai penambah Aset Neto Tidak
Terikat, kecuali jika penggunaannya dibatasi oleh penyumbang, dan menyajikan beban sebagai
pengurang Aset Neto Tidak Terikat. Laporan aktivitas menyediakan informasi
mengenai pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah jumlah dan sifat
aktiva bersih, hubungan antar transaksi, dan peristiwa lain, dan bagaimana
penggunaan sumber daya dalam pelaksanaan berbagai program atau jasa[2].
Di entitas bisnis,
laporan aktivitas identik dengan laporan laba rugi yang mengungkapkan informasi
penjualan, harga pokok penjualan, pendapatan dan beban lainnya. Informasi ini
tentu menjadi perhatian pemegang saham dalam menilai kinerja manajemen perusahaan.
Di entitas nirlaba, laporan aktivitas ditujukan bagi para penyumbang, anggota
organisasi, kreditur dan pihak lainnya untuk mengevaluasi kinerja pengurus
yayasan dan menilai upaya, kemampuan, dan kesinambungan operasional yayasan ke
depan.
Saldo di laporan
aktivitas disajikan sebagai penambah Aset Neto Tidak Terikat, Terikat Permanen,
atau Terikat Temporer, tergantung pada ada tidaknya pembatasan dari
pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali. Keuntungan atau
kerugian dari investasi dan aset lain menjadi penambah atau pengurang Aset Neto
Tidak Terikat, kecuali jika penggunaanya dibatasi.
Dalam hal sumbangan terikat yang pembatasannya tidak berlaku lagi
dalam periode yang sama, dapat disajikan sebagai sumbangan tidak terikat
sepanjang disajikan secara konsisten dan diungkapkan sebagai kebijakan
akuntansi.
Tujuan utama laporan arus kas adalah menyajikan informasi mengenai
penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas dalam suatu periode, terdiri atas
saldo kas (cash on hand) dan rekening bank (currentaccounts).
Meskipun yayasan pendidikan menggunakan PSAK 45, penyajian Laporan
Arus Kas tetap mengacu pada PSAK 2 tentang Laporan Arus Kas, yaitu menerangkan
tentang Aktivitas Operasi, Aktivitas Investasi dan Aktifitas Pendanaan.
Catatan atas laporan keuangan berisi ringkasan
kebijakan akuntansi penting dan informasi penjelasan lainnya:
(a) menyajikan
informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi
tertentu yang digunakan sesuai dengan paragraf 115 – 122;
(b) mengungkapkan
informasi yang disyaratkan SAK yang tidak disajikan di bagian manapun dalam
laporan keuangan; dan
(c) memberikan
informasi yang tidak disajikan di bagian manapun dalam laporan keuangan, tetapi
informasi tersebut relevan untuk memahami laporan keuangan.
(d) Pengungkapan
berikut jika tidak diungkapkan di bagiian manapun dalam informasi yang
dipublikasi bersama LK:
- · Domisili dan bentuk hukum, negara pendirian, alamat kantor dan lokasi utama kantor
- · Keterangan mengenai sifat operasi dan kegiatan utama
- · Nama entitas induk dan nama entitas induk terakhir dalam kelompok usaha bagi entitas yang mempunyai umur terbatas, informasi tentang umur entitas
Entitas mengungkapkan informasi tentang asumsi yang dibuat mengenai
masa depan, dan sumber utama dari estimasi ketidakpastian lainnya pada akhir
periode pelaporan, yang memiliki risiko signifikan yang mengakibatkan
penyesuaian material terhadap jumlah tercatat aset dan liabilitas dalam periode
pelaporan berikutnya.
Berkaitan dengan aset dan liabilitas tersebut, catatan atas laporan keuangan memasukkan rincian atas:
Berkaitan dengan aset dan liabilitas tersebut, catatan atas laporan keuangan memasukkan rincian atas:
(a) sifat; dan
(b) jumlah tercatat pada akhir periode pelaporan.
Selasa, 07 Juni 2016
Penyusunan Laporan Keuangan Sekolah
Laporan
keuangan merupakan hasil dari pengolahan data keuangan. Sebelum laporan
disusun, beberapa hal berikut ini perlu diperhatikan:
1.
Bahasa Laporan Keuangan
2.
Mata Uang Pelaporan
3.
Posisi Keuangan harus selalu update
4. Keuangan Yayasan bukan milik pribadi 5. Setiap transaksi harus ada bukti
6. Komponen Laporan Keuangan Yang Lengkap
7. Pengarsipan Jurnal transaksi
8. Informasi Komparatif
9. Peristiwa Setelah Tanggal Laporan
10. Tanggung Jawab Atas Isi Laporan
Kebenaran informasi yang diungkap dalam laporan keuangan menjadi tanggung jawab manajemen yayasan. Pihak luar yayasan yang diberikan penugasan untuk menyusun laporan keuangan dapat juga menjadi penanggungjawab laporan (konsultan atau kantor akuntan publik). Siapapun penyusun laporan keuangan, tanggung jawab utama atas isi Laporan Keuangan tetap ada pada manajemen yayasan.
Standar Akuntansi Yayasan Pendidikan
1.
Sumber daya diperoleh dari pemberi sumber daya
yang tidak mengharapkan pembayaran kembali atau manfaat ekonomi yang sebanding
dengan sumber daya yang diberikan.
2.
Tidak ada kepemilikan.
3.
Kebutuhan operasionalnya dari pendapatan jasa
yang diberikan kepada publik.
Pemberi sumber
daya di yayasan pendidikan dapat dipisahkan ke dalam (a) sumbangan murni tanpa
mengharapkan pembayaran kembali dan (b) sumbangan berupa biaya pendidikan sebagai
imbalan atas jasa yang diberikan oleh yayasan kepada peserta didik. Tidak
dipungkiri, pengurus yayasan berupaya mendapatkan selisih antara pendapatan dan
pengeluaran. Selisih tersebut dikenal dengan istilah saldo atau sisa
lebih. Sebenarnya, saldo atau sisa lebih di entitas nirlaba identik dengan
laba usaha di entitas bisnis.
Berbeda
dengan entitas bisnis, yang mana laba di akhir tahun dibagikan sebagai deviden
kepada para pemegang saham atau dibukukan sebagai penambah modal bila tidak
dibagikan, saldo hasil usaha di yayasan baik berupa uang maupun barang dibukukan
sebagai penambah kekayaan yayasan di akun Aset Neto. Kekayaan yayasan ini,
berdasarkan UU No. 28/2004 Pasal 5, dilarang dialihkan atau dibagikan secara
langsung atau tidak langsung, baik dalam bentuk gaji, upah, maupun honorarium,
atau bentuk lain yang dapat dinilai dengan uang kepada pembina, pengurus dan
pengawas, kecuali:
(a) bukan pendiri Yayasan dan tidak terafiliasi dengan pendiri, pembina, dan pengawas dan
(b) melaksanakan kepengurusan yayasan secara langsung dan penuh[1].
Perbedaan karakteristik antara entitas bisnis dan entitas nirlaba dijelaskan di tabel di berikut ini:
(a) bukan pendiri Yayasan dan tidak terafiliasi dengan pendiri, pembina, dan pengawas dan
(b) melaksanakan kepengurusan yayasan secara langsung dan penuh[1].
Perbedaan karakteristik antara entitas bisnis dan entitas nirlaba dijelaskan di tabel di berikut ini:
Tabel : Perbandingan Karakteristik Entitas Bisnis dan Entitas Nirlaba
Karakteristik
|
Entitas Bisnis
|
Yayasan Pendidikan sebagai
Entitas Nirlaba
|
|
1
|
Kepemilikan
|
Pemilik jelas dan dibuktikan dengan surat
saham
|
Tidak ada kepemilikan
|
2
|
Sumber pendanaan
|
Modal pemegang saham
|
Sumbangan pendiri, donasi, penerimaan
biaya pendidikan (SPP),dll.
|
3
|
Saldo
Usaha
|
Diakui sebagai laba yang dapat dibayarkan kepada
pemegang saham sebagai dividen.
|
Dibukukan sebagai saldo dana
atau sisa lebih di Aset Neto dan dapat digunakan di periode berikutnya.
|
4
|
Pengurus
Entitas
|
Diangkat di Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
|
Diangkat dalam rapat yang
dihadiri oleh para pembina, pengurus dan pengawas
|
Sumber: Diolah sendiri.
Ditinjau dari bentuk laporan keuangan yang diinginkan oleh stakeholder, penyajian laporan keuangan berdasarkan PSAK 45 dianggap paling sesuai untuk yayasan pendidikan. Aset Neto yang disajikan, yang mana identik dengan Ekuitas di laporan keuangan entitas laba, tidak mencantumkan pemilik ataupun pihak-pihak tertentu yang memberikan kontribusi kepada yayasan. Secara umum, pembukuan saldo yayasan di Aset Neto dibatasi hanya pada ada atau tidaknya keterikatan dalam penggunaan saldo tersebut.
Kesamaan karakteristik entitas nirlaba dengan entitas bisnis ada pada kepentingan para pengguna laporan keuangan, yaitu :
1.
Menilai keberlangsungan jasa yang diberikan,
dan
2.
Menilai kinerja pengurus entitas nirlaba.
[1] Pasal 5 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 Tentang Yayasan
Langganan:
Postingan (Atom)